pendidikan dan kemiskinan

Pendidikan dan Kemiskinan

Di negeri kita yang tercinta ini masih banyak anak-anak yang tidak mengenyam pendidikan . Masih banyak anak-anak yang seharusnya memasuki sekolah dasar sedang mengamen di jalanan. Dan masih banyak anak-anak yang harus bekerja tulang untuk membantu orang tuanya mencari nafkah. Disaat teman sebayanya menikmati masa-masa indah remaja, ia harus bekerja keras untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga. Sebenarnya masalah bukan berpusat pada anak tersebut, tetapi kepada orang tua mereka yang tidak menyekolahkan mereka. Alasan orang tua anak-anak yang kurang mampu tersebut adalah masalah ekonomi. Saat ini masalah ekonomilah yang menyebabkan banyak anak yang putus sekolah.

Memang pendidikan dasar saat ini tidak membayar atau bisa dikatakan gratis iuran. Tetapi bagaimana dengan biaya-biaya yang lain ? Ituilah yang menjadi masalah. Banyak orang tua yang keberatan atau tidak mampu untuk membayar uang buku, uang untuk berenang dan lain-lain. Dan kita masih bisa melihat kemirisan yang lain. Banyak anak-anak di pedalaman yang tidak sekolah karena jarak rumah mereka ke sekolah sangatlah jauh. Tetapi masih banyak anak-anak yang maih bersekolah meskipun jarak rumah mereka berkilo-kilo meter ke sekolah. Disinilah peran pemerintah sangat diperlukan. Pemerintah seharusnya bisa membuat sekolah di pedalaman. Seperti yang disebutkan dalam pembukaan undang-undang dasar “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Mencerdaskan kehidupan bangsa itu tidak hanya bagi anak-anak di kota saja, tetapi anak-anak di daerah pedalaman juga berhak mendapatkan pendidikan.

Ini ironis, karena jelas, di pasal 31  UUD 1945 perubahan keempat disebut:
(1)Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan
(2)Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya

Masa depan pendidikan anak-anak usia pendidikan dasar di Indonesia berada di tangan pemerintah sebagai pemegang otoritas bernegara dan berbangsa. Sumber daya alam yang tersebar di seluruh negeri tidak akan bisa digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat karena Indonesia masih terus memakai tangan asing. Karena semakin tahun semakin mahal biaya pendidikan di negara ini. Bahkan bila ingin menjadi sarjana saja kita harus mengeluarkan uang hingga puluhan juta rupiah. Maka tak heran apabila banyak orang miskin yang tidak mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Akibatnya, kebodohan akan menghantui, dan kemiskinan pun akan mengiringi. Jadi, kemiskinan akan melahirkan generasi yang tidak terdidik akibat kurangnya pendidikan, sehingga kemudian menjadi bodoh dan kemiskinan pun kembali menjerat.

 

Referensi

Alfarisi, Zaka. Kisah Seru 25 Nabi dan Rosul. 2007. Bandung: Mizan

Hamid, Syamsul Rijal. 2003. Buku Pintar Agama Islam. Bogor : Cahaya Salam

Tim Bina Karya Guru. 2006. Bina Fikih. Jakarta :  Erlangga

Peran Perawat dalam Membimbing Ibadah Pasien

Keperawatan merupakan salah satu komponen yang paling penting dalam pelayanan kesehatan. Begitu juga dengan perawat, keberadaan perawat sangatlah penting dalam pelayanan kesehatan. Peran perawat sangat diperlukan dalam pelayanan kesehatan. Setiap hari perawatlah yang memberi asuhan keperawatan terhadap pasien. Oleh karena itulah perawatlah komponen kesehatan yang paling dekat dengan pasien. Salah satu peran perawat adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan. Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks. Salah satunya adalah dengan memberikan bimbingan bagi pasien untuk beribadah.

Sebagai seorang muslim yang baik, kita haruis saling mengingatkan untuk beribadah kepada Allah SWT. Begitu juga sebagai perawat, kita harus mengingatkan pasien kita untuk beribadah kepada Allah karena perawatlah pelayan kesehatan yang paling dekat dan mengetahui kondisi pasien . Adapun cara-cara membimbing ibadah kepada pasien adalah sebagai berikut :

–    Mengingatkan Pasien Bahwa Sakit Adalah Ujian Allah SWT

Allah SWT yang menguasai tubuh kita memberikan karunia kesehatan lahir dan bathin. Bersabar ketika diuji sakit dan bersyukur ketika dikaruniai sehat. Karena ada kalanya seseorang yang diuji sakit terhina karena ketidaksabarannya dan dikala sehat terhina karena ketidaksyukurannya. Sabar adalah kegigihan kita untuk selalu berada di jalan yang Allah sukai.

Oleh karena itu, sebagai perawat kita sebaiknya memberi pengertian  kepada pasien bahwa sakit adalah ujian dari Allah SWT. Dan Allah tidak pernah memberikan ujian kepada umatnya diluar batas kemampuan umatnya. Sebagai perawat kita harus memotivasi pasien untuk lebih sabar dalam menghadapi cobaan yang Allah SWT berikan

“Jadikan sabar dan sholat sebagai penolongmu”. Hal itu tercantum dalam (Q.S Al-Baqarah 153) yang artinya “Wahai orang – orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat, sesungguhnya Allah beserta orang – orang yang sabar”.

-Mengingatkan Pasien untuk Ibadah (Sholat)

Apabila sudah ada adzan berkumandang sebaiknya kita mengingatkan pasien untuk beribadah. Karena solat itu wajib bagi setiap muslim. Semua orang diwajibkan melaksanakan perintah Allah yang termasuk ke dalam rukun Islam ini.

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS. Al ‘Ankabuut, 29 : 45)

Dan sebaiknya perawat menanyakan kepada pasien apakah mereka akan melaksanakan solat atau tidak. Dan apabila pasien akan melaksanakan solat perawat  membimbing pasien untuk berwudhu. Apabila kondisi pasien tidak memungkinkan untuk berjalan, maka kita membimbing perawat untuk bertayamum. Setelah membimbing untuk berwudhu atau bertayamum, perawat lalu membimbing pasien untuk sholat. Apabila pasien tidak mampu untuk berdiri, maka kita membimbing pasien untuk solat di tempat tidur dengan cara menghadap ke kanan. Dan apabila pasien tidak mampu dengan cara miring, bisa dengan cara melentang menghadap kiblat

-Membaca kitab suci al-quran secara bersama-sama

Menurut penelitian, membaca al-quran akan membuat hati menjadi tenang. Selain itu juga dengan membaca al-quran hati kita akan lebih menjadi tentram . Dan dengan membaca al-quran pula kita dihindarkan dari gangguan penyakit jiwa . Sebaiknya kita membimbing perawat untuk membaca al-quran secara bersama-sama. Dan sebaiknya juga kita menjelaskan ayat-ayat al-quran tentang kesembuhan.

– Membimbing pasien untuk berpuasa

Berpuasa mempunyai banyak manfaat. Selain memperlancar pencernaan, puasa juga dapat mengatasi stress.

Puasa berarti mengistirahatkan saluran pencernaan (usus) beserta enzim dan hormon yang biasanya bekerja untuk mencerna makanan terus menerus selama kurang lebih 18 jam. Dengan berpuasa organ vital ini dapat istirahat selama 14 jam.

Puasa akan mengaktifkan sistem pengendalian kadar gula darah. Apabila kadar gula darah turun, maka cadangan gula dalam bentuk glikogen yang ada di hati mulai kita gunakan.

Namun penderita penyakit hati yang berat, seperti sirosis hati, dianjurkan untuk tidak berpuasa, karena berisiko terjadi penurunan gula darah (hipoglikemia), akibat cadangan glikogen hati sangat berkurang. Pada orang normal tidak akan menjadi masalah jika kadar gula sangat turun.

– Mengingatkan Pasien untuk selalu berdzikir

Allah Ta’ala berfirman:“Karena itu ingatlah kamu kepadaKu niscaya Aku ingat kepadamu {dengan memberikan rahmat dan pengampunan}. Dan bersyukurlah kepadaKu serta jangan ingkar ”. . “Hai orang-orang yg beriman berdzikirlah yg banyak kepada Allah {dengan menyebut namaNya}”. . “Laki-laki dan perempuan yg banyak menyebut Allah maka Allah menyediakan utk mereka pengampunan dan pahala yg agung”. {Al-Ahzaab 33:35}. “Dan sebutlah Tuhanmu dalam hatimu dgn merendahkan diri dan rasa takut serta tidak mengeraskan suara di pagi dan sore hari. Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yg lalai”. . Rasul Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:{{مَثَلُ الَّذِيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِيْ لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ}}.Perumpamaan orang yg ingat akan Rabbnya dgn orang yg tidak ingat Rabbnya laksana orang yg hidup dgn orang yg mati. (1) {{أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ، وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيْكِكُمْ، وَأَرْفَعِهَا فِيْ دَرَجَاتِكُمْ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالْوَرِقِ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوْا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوْا أَعْنَاقَكُمْ}}؟ قَالُوْا بَلَى. قَالَ: }.“Maukah kamu aku tunjukkan perbuatanmu yg terbaik paling suci di sisi Rajamu dan paling mengangkat derajatmu; lbh baik bagimu dari infaq emas atau perak dan lbh baik bagimu daripada bertemu dgn musuhmu lantas kamu memenggal lehernya atau mereka memenggal lehermu?” Oleh karena itu kita sebaiknya memngingatkan pasien untuk bedzikir untuk kesembuhannya.

– Menceritakan kisah nabi-nabi yang mendapat ujian yang berat

“Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya).” (Al-Quran Surah. Sod: 44)

Setelah Nabi Ayub AS menderita penyakit kronik dalam jangka masa yang cukup lama, dimana sahabat dan familinya (keluarganya) telah melupakannya, maka baginda telah menyeru kepada Rabbnya, “(Ya Rabbku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” (Surah Al-Anbiya’: 83). Dikatakan kepadanya, “Hentakkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum.” (Surah Sod: 42). Nabi Ayub AS telah menghentakkan kakinya, maka memancarlah mata air yang dingin kerana hentakan kakinya tersebut. Dikatakan kepadanya, “Minumlah darinya serta mandilah.” Nabi Ayub AS melakukannya, maka Allah Ta’ala menghilangkan penyakit yang menimpa batinnya dan lahirnya.

Kemudian Allah mengembalikan kepadanya; keluarganya, hartanya, sejumlah ni’mat serta kebaikan yang dikurniakan kepadanya dalam jumlah yang banyak. Dengan kesabarannya itu maka baginda merupakan suri teladan bagi orang-orang yang sabar, penghibur bagi orang-orang yang mendapat ujian atau ditimpa musibah serta pelajaran berharga bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran.

– Mengingatkan pasien untuk bersyukur akan kesembuhannya

Setelah pasien sembuh, perawat juga sebaiknya memgingatkan kepada pasien untuk bersyukur. Karena kesembuhan itu datangnya dari Allah SWY. Karena kita harus selalu bersyukur atas nikmat sehat yang telah Allah berikan kepada kita. Dan Allah tidak akan menguji umatnya di luar bata kemampuan umatnya .

رَبِّ أَوْزِعْنِيْ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ
ROBBI AUZI’NII AN ASYKURO NI’MATAKALLATII AN’AMTA ‘ALAYYA
Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri ni`mat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku

وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ
WA’ALAA WAALIDAYYA WA AN A’MALA SHOOLIHAN TARDLOOHU
dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridloi
وَأَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ
WA ADKHILNII BIRO_HMATIKA FII ‘IBAADAKASH SHOOLI_HIIN
; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”.
(Q.S An-Naml juz;19 ayat;19 surat;27)

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!